(Video) Perempuan Indonesia Berhijab Dan Hebat Yang Menahkodai Kapal Tanker


Hitam Putih -Nahkoda kapal tanker biasanya identik dengan sesosok laki-laki berbadan besar dan tangguh, dengan sistem kerja yang berat. Namun apa jadinya jika perkerjaan itu dilakoni oleh seorang wanita manis berhijab? Dialah Agustin Nurul Fitriyah (35).

Agustin memang seorang nahkoda kapal tanker wanita pertama di Indonesia. Ia resmi menjadi nakhoda pada 2013. Di Pertamnia, hingga kini Agustin masih merupakan satu-satunya komandan perempuan di kapal pengangkut minyak itu.


Pekerjaan melaut yang identik menjadi pekerjaan Kaum Adam membuat pilihan Agustin menjadi nahkoda sempat tidak mendapatkan restu orangtuanya. Mereka berharap Agustin menjadi dokter, atau meneruskan profesi mereka yang berlatar belakang polisi dan tentara.

Pilihan menjadi dokter rasanya tak memungkinkan saat itu, karena keadaan ekonomi keluarga. Apalagi ia masih memiliki adik-adik usia sekolah, sehingga membutuhkan banyak biaya.

Akhirnya, ia nekad ikut tes masuk Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang pada 1999. Agustin bertekad, jika kelak sukses, ia bercita-cita menghajikan kedua orangtuanya. Akhirnya semua kompak memberi restu.

Akhirnya pada 2007 Agustin bergabung dengan Pertamina. Saat itu sistem perusahaan tidak memungkinkan perempuan menjadi mualim 1 (jabatan sebagai perwira di bawah kapten), terlebih lagi sebagai nahkoda.

Nasibnya berubah ketika Agustin mendapapat kesempatan bertemu dengan Karen Agustiawan, Dirut Pertamina kala itu. Semangat Agustine membuncah setelah Karen memberi semangat untuk menjadi nahkoda. Setelah rangkaian tes dan pendidikan, tahun 2013 ia memulai jabatan barunya sebagai nahkoda kapal tanker.

Menjadi nahkoda yang mengepalai sebuah kapal besar bukanlah sebuah tugas yang mudah. Agustin haru tetap siap dalam kondisi apapun, termasuk hal terkecil hingga permasalahan terbesar seperti cuaca, dan keadan di luar akal sehat ketika berlayar.


“Keadaan mistis di luar akal sehat kerap ditemui dalam pelayaran. Kami pernah mendapatkan cerita tentang perompak yang masuk ke sebuah kapal. Mereka dikejar oleh tentara AL sampai ke kamar mesin. Anehnya, perompak itu hilang tanpa jejak dan hanya meninggalkan pakaiannya saja. Konon perompak itu masih tetap hidup namun tidak lagi dalam wujud manusia. Pakaiannnya diambil tentara AL,” katanya di Kompasiana.

Belajar Di laut 
Meski seringkali berada di tengah perairan luas dengan kapal besarnya, ternyata tak membuat Agustin patah arang untuk melanjutkan mengenyam pendidikan. Wanita kelahiran 17 Agustus 1980 ini memiliki hobi membaca buku.

Agustin bahkan menyisihkan kocek khusus sebanyak Rp 1 juta perbulan untuk memuaskan hobi membacanya. Dalam dua hari, Agustin mengaku bisa membaca buku setebal 500-800 halaman. Ternyata, kesibukannya sebagai nahkoda yang harus siaga 24 jam, bukan alasan untuk berhenti menimba ilmu.

Nahkoda cantik ini mengaku menyukai buku sejak usia dua tahun. Kala itu sang bunda sering mengisahkan dongeng pengantar tidur. Hobi itu ternyata berlanjut. Koleksi Agustin kini mencapai sampai ribuan buku. Jenis bacaannya didominasi oleh materi mengenai agama, semangat, novel Prancis, buku biografi, dan lain sebagainya.

Banyak buku koleksi Agustin disumbangkan pada teman, PKK, dan Perpustakaan Bhayangkari. Ke depannya, wanita ini bercita-cita memiliki perpustakaan sendiri, “Supaya bisa menumbuhkan minat baca pada banyak orang,” ujarnya.

Lulusan S2 Transportasi Laut Trisakti ini berencana mengambil pendidikan S3. Dengan pendidikan tinggi seperti itu, ia berencana untuk pensiun dini seperti Karen Agustiawan, sosok yang dikaguminya. Ia bermimpi untuk tinggal di desa, dekat dengan sawah, dan sewaktu-waktu bisa dipanggil untuk berbagi ilmu.

Menjadi nahkoda kapal tanker pengangkut bahan bakar minyak ternyata masih belum memuaskan hasratnya untuk pekerjaan yang lebih menantang. Ia padahal senantiasa berganti kapal tiap 7-9 bulan. Toh variasi itu belum cukup. Ia bermimpi, suatu hari nanti bisa menahkodai kapal gas.

Pertamina memang memiliki kapal gas terbesar se-Asia Tenggara dengan rute Indonesia-Aljazair, serta Indonesia-Rusia. “Ingin suatu hari nanti menahkodai kapal gas milik Pertamina. Perjalanan jauh yang bisa memakan waktu hingga dua bulan di lautan lepas dengan membawa bahan bakar yang beresiko tinggi, tampaknya lebih greget,” pungkasnya.

Keinginan lain? Berumah-tangga lagi. Sekalipun jadi wanita “kuat” di tengah para pelaut pria, di tengah samudera, janda tanpa anak ini tetap butuh seorang imam untuk menjadi nakhoda dalam rumah tangga.

Berikut Videonya

Sumber video www.tempochannel.com

Baca juga

Terjadi lagi Kasus Pencabulan Terhadap Anak Berusia 6 Tahun

Mau Tau Perbedaan Jalan Kesawan Medan Dulu Dan Sekarang ?


poker online indonesia
klik untuk info

bandar judi online
klik untuk info

bandar judi online
klik untuk info

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »